Tuesday, 17 December 2013

Koteka dan Sali - Papua dalam Budaya Berbusana

Indonesia kaya akan beragam budaya yang tersebar di seluruh wilayahnya. Seperti salah satu suku yang berada di ujung timur Indonesia, Suku Dani di tanah Papua atau Irian Jaya.

Suku Dani memiliki keunikan yang begitu istimewa adat, bahasa, khususnya pakaian adat mereka. Kaum laki-laki asli suku Dani biasanya hanya menggunakan koteka sebagai (maaf) penutup kemaluannya. Koteka terbuat dari tanaman yang buahnya agak mirip dengan mentimun. Namun buah yang diolah menjadi koteka berbentuk agak panjang, yang mana jika buah tersebut semakin tua, maka kulitnya pun akan semakin keras. Sedangkan kaum wanita dari suku Dani sendiri, biasanya hanya menggunakan rok yang terbuat dari rumput kering atau biasa disebut dengan Sali.

Wamena terletak di ketinggian 1600 meter dari permukaan laut, dan dikelilingi oleh pegunungan sehingga cuaca di sekitarnya sangat dingin, bahkan kerapkali terjadi hujan es. Walaupun begitu, hingga tahun 1990-an, masyarakat suku Dani tetap nyaman dengan pakaian adat mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat suku Dani mulai menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar, karena banyaknya pendatang dari luar Papua yang bermukim di Wamena. Mereka mulai menggunakan baju dan celana dalam keseharian mereka. Walaupun begitu, masih ada masyarakat suku Dani di pedalaman yang hanya menggunakan koteka atau Sali. Ada juga masyarakat suku Dani yang kesehariannya bekerja di tempat-tempat wisata Wamena, mereka sudah menyesuaikan diri dengan pakaian pada umumnya. Namun, ketika ada pengunjung atau turis yang mungkin penasaran dengan pakaian adat asli papua, mereka akan kembali menggunakan pakaian adatnya tapi ada "fee" untuk itu. Namun demikian, mereka masih menggunakan pakaian adat mereka pada acara-acara adat yang biasa diadakan rutin setiap tahun untuk melestarikan budaya mereka.

Bagaimanapun, Koteka dan Sali termasuk pakaian adat dari salah satu suku di Indonesia dan merupakan keunikan dari beragam budaya Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika.


0 Comments
Tweets
Komentar

0 comments:

Post a Comment