Ada sebuah cerita lucu tentang percakapan antara mahasiswa Palembang dan mahasiswa Papua. Saat itu, mahasiswa Papua sedang sibuk mencari sandal yang dipakainya. Dia lupa meletakkan sandalnya dimana. Karena dia merasa kehilangan sandalnya, ia bertanya kepada temannya. “Sa pu sandal mana e?”, kata mahasiswa Papua. Temannya yang belum banyak tahu tentang bahasa Papua itu bingung mendengar pertanyaan tersebut. Dia bingung, mahasiswa Papua ini sebenarnya mencari sandal atau sapu. Nah, kebetulan mahasiswa Palembang sedang melihat sapu dan langsung menunjukkannya kepada mahasiswa Papua. Mahasiswa Papua tertawa terbahak-bahak. Mahasiswa pun tambah bingung, mengapa mahasiswa Papua itu tertawa.
Cerita di atas menunjukkan keunikan bahasa Papua, yaitu dilihat dari kosa katanya. Kata “saya” dalam bahasa Papua adalah “sa”, kata “punya” adalah “pu”. Sehingga ketika seseorang akan menyatakan kepemilikan, mereka menggunakan kata “sa pu”. Seperti contoh di atas, kata “sa pu sandal” memiliki arti “saya punya sandal”. Dalalm hal ini, kalimat itu memiliki makna “sandal saya”.Selain itu, tata bahasa Papua pun unik. Ada beberapa kata yang diimbuhi kata “kasih” di depannya dan kata “sudah” di akhir kata. Misalnya, ketika mereka ingin mengatakan “tutup pintu itu” maka mereka akan berkata “itu pintu kasih tutup sudah”. Untuk orang yang belum mengenal sama sekali kata tersebut akan merasa kebingungan dengan maksud kalimat tersebut.
Sedikit banyak, kita pasti pernah mendengar sekali atau dua kali seseorang yang berbicara dengan bahasa (atau lebih tepatnya dialek) papua. Yah, sudah mencari ciri khas dialek papua, dalam penggunaan kata banyak dilakukan penyingkatan seperti cerita di atas.
Untuk bahasa suku setempat, mereka punya bahasa daerah sendiri, bahasa suku Dani. Bahasa Daerah Suku Dani yang mendiami Daerah Lembah Baliem menggunakan Bahasa-bahasa yang masuk dalam bahasa Papua dari filum Trans-New Guinea. Bahasa Daerah yang digunakan pun mempunyai perbedaan dialog dan pengucapan antar satu wilayah dengan wilayah Daerah lainnya walaupun masih berada dalam jangkauan jarak tempuh yang boleh dikatakan masih dekat.
Secara garis basar Bahasa dani dikenal dalam tiga bagian besar bahasa yaitu, bahasa dani lembah (Daerah sekitar kota Wamena/Kab.Jayawijaya), Bahasa Dani Barat (Daerah Bag Barat kota Wamena (Kab.Lany Jaya, Kab.Puncak Jaya, dan Kab Tolikara) serta Bahasa Dani Timur /Bahasa Yali (Kab Yahokimo dan Kab Yalimo). Masyarakat Lokal di Daerah Lembah Baliem sendiri sebagian besar sudah dapat menggunakan bahasa Indonesia dgn dialek Wamena/Papua.
Berikut beberapa Kosa Kata Bahasa sehari-hari Suku Dani yang mendiami Daerah Lembah Baliem Wamena
Untuk bahasa suku setempat, mereka punya bahasa daerah sendiri, bahasa suku Dani. Bahasa Daerah Suku Dani yang mendiami Daerah Lembah Baliem menggunakan Bahasa-bahasa yang masuk dalam bahasa Papua dari filum Trans-New Guinea. Bahasa Daerah yang digunakan pun mempunyai perbedaan dialog dan pengucapan antar satu wilayah dengan wilayah Daerah lainnya walaupun masih berada dalam jangkauan jarak tempuh yang boleh dikatakan masih dekat.
Secara garis basar Bahasa dani dikenal dalam tiga bagian besar bahasa yaitu, bahasa dani lembah (Daerah sekitar kota Wamena/Kab.Jayawijaya), Bahasa Dani Barat (Daerah Bag Barat kota Wamena (Kab.Lany Jaya, Kab.Puncak Jaya, dan Kab Tolikara) serta Bahasa Dani Timur /Bahasa Yali (Kab Yahokimo dan Kab Yalimo). Masyarakat Lokal di Daerah Lembah Baliem sendiri sebagian besar sudah dapat menggunakan bahasa Indonesia dgn dialek Wamena/Papua.
Berikut beberapa Kosa Kata Bahasa sehari-hari Suku Dani yang mendiami Daerah Lembah Baliem Wamena
- Dua = Pere
- Ak = Kecil
- Eme = Sini
- Empat = Perenen pere
- Etai = Nyayian
- Helekir = Batu
- Hanomotok = Bagus
- Hemulugar = Sedikit
- Hipere = Ubi
- Honai = Rumah Adat
- Huna = Udang
- Hunila = Dapur
- I = Air
- Isoak = alat minum yg terbuat dari Labu
- Kog = Besar
- Lani = Jalan
- Lauk = Selamat (buat kaum Wanita)
- Lima = Sikirak
- Moh = Matahari/Panas matahari
- Nait = Malas
- Naosa = Mama
- Nayak = Selamat (buat Kaum Lelaki)
- Neruak = Sapaan salam buat Saudara Perempuan
- Nopa = Kakek
- Nopase =Bapa
- 0 = Kayu
- Pikon = Alat musik
- Sabokogo = Semua
- Satu = Opakiat
- Sue = Barung
- Tiga = Henagan
- Wam = Babi
- Yak = Pangilan buat Pria remaja/pemuda
- Yeke= Anjing
- Yekerek = Panggilan buat anak lelaki
Contoh penggunaan :
Dulu, penduduk kulit putih masih menjadi minoritas, ketika masyarakat asli suku Dani melihat anak berkulit putih, maka mereka berkata : "Yekerek hanomotok, yekerek hanomotok" (arti : "anak ini cakep sekali", kira-kira seperti itu terjemahannya).
Ya, salah satu ragam bahasa daerah di Indonesia yang patut dibanggakan.
Itu sudah.
***
- dikutip dari berbagai sumber dengan pengubahan dan penambahan seperlunya :)